0 2 mins 3 weeks

James Cameron peringatan AI yang ia sampaikan sejak 1984 kini terasa semakin relevan.
Sutradara legendaris ini menegaskan, “Saya sudah memberi peringatan sejak 1984, tetapi tidak ada yang mendengarkan,” merujuk pada film ikoniknya The Terminator yang menggambarkan mesin otonom menguasai dunia.

Dulu hanya dianggap fiksi ilmiah, kini teknologi AI benar-benar menjadi kenyataan. Model AI modern sudah mampu menulis kode pemrograman, menghasilkan gambar yang sangat realistis, bahkan membantu dokter mendiagnosis penyakit. Cameron mengakui besarnya manfaat AI, namun menekankan bahwa teknologi ini juga berpotensi menjadi senjata pemusnah apabila tidak diawasi.

Kekhawatiran serupa diungkapkan tokoh teknologi seperti Elon Musk dan Geoffrey Hinton, yang mendesak penerapan regulasi ketat agar AI tetap berada di bawah kendali manusia. Para perencana militer dunia pun semakin waspada terhadap kemungkinan peperangan yang sepenuhnya dijalankan oleh mesin tanpa campur tangan manusia.

Baca Juga : Tips Travelling di Bulan Suci Puasa Ramadhan

Ironisnya, film fiksi ilmiah selama ini justru telah menyiapkan mentalitas kita untuk menghadapi dilema tersebut. Dari The Matrix hingga Her, penonton diajak merenungkan hubungan manusia dan teknologi. Cameron menegaskan bahwa batas antara imajinasi dan kenyataan kini semakin samar dan menuntut kewaspadaan global.

Masyarakat dunia saat ini berada di persimpangan penting. Keputusan yang kita ambil hari ini akan sangat memengaruhi masa depan AI dan generasi mendatang. Inovasi harus diimbangi dengan etika agar AI tetap menjadi alat yang membangun, bukan menghancurkan.
Pengawasan ketat serta kerja sama erat antara pengembang teknologi, pemerintah, dan masyarakat luas mutlak diperlukan.

Baca Juga : Sertifikasi Arsitek : Legalitas, Kompetensi, dan Nyawa di Antara Kertas

Peringatan Cameron seharusnya menjadi alarm bagi kita semua: kemajuan teknologi tidak boleh dibiarkan tanpa batas dan tanpa pertimbangan moral. Kita masih memiliki kesempatan untuk memastikan AI membawa manfaat positif bagi umat manusia—biarlah fiksi menjadi peringatan, bukan kenyataan pahit.